Your Ad Here

Friday, January 30, 2009

Darah Tinggi

      Hipertensi atau darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan diastolic lebih dari 90 mmhg atau bila pasien memakai obat darah tinggi. Klasifikasi pengukuran tekanan darah berdasarkan the sixt report of the joint National Committee of Prevention, Detection, Evaluation and Treatment and of High Blood Pressure tahun 1997.
Penyebab timbulnya darah tinggi ini dapat kita bagi menjadi 2 kelompok yaitu Hipertensi primer dan Hipertensi Sekunder. Hampir 95 % kasus hipertensi merupakan hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya dengan pasti. Namun sebagian besar dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya keturunan, lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis, system rennin –angiotensin, peningkatan Na dan Ca intraselular. Disamping itu ada pula beberapa factor yang dapat meningkatkan resiko terkena penyakit darah tinggi seperti obesitas atau kegemukan, kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol, merokok, serta kelainan darah polisitemia.
Sedangkan darah tinggi sekunder hanya 5 % dari kasus hipertensi. Pada umumnya penyebab darah tinggi jenis ini spesifik seperti penggunaan hormon estrogen misalnya untuk kontrasepsi, adanya penyakit ginjal, kelebihan hormone aldosteron , sindrom cushing dan darah tinggi yang berkaitan dengan kehamilan.

      Pasien penderita darah tinggi kadang-kadang tidak mengeluhkan adanya gejala hanya mengalami peningkatan tekanan darah. Karena itu sering didapatkan pasien datang ke dokter setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak dan jantung akibat darah tinggi yang sudah cukup lama. Beberapa gejala lain yang sering dikeluhkan pasien penderita darah tinggi diantaranya sakit kepala, pendarahan di hidung atau mimisan, sering marah-marah, telinga terasa berdengung, timbul rasa berat di tengkuk atau kepala bagian belakang, susah tidur, mata seperti berkunang-kunang dan terasa pusing. Namun timbulnya gejala tersebut tidak mutlak berkaitan dengan penyakit darah tinggi.

      Untuk mencari penyebab darah tinggi dan menentukan adanya komplikasi atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium seperti cek kencing, kadar lemak dan kadar darah. Selain itu di lakukan pula pemeriksaan EKG untuk mengetahui ada kelainan jantung atau tidak.

      Pengobatan darah tinggi selain menggunakan obat-obatan, hal yang paling penting adalah dengan merubah gaya hidup. Modifikasi gaya hidup merupakan cara yang efektif, biaya yang sedikit serta resiko yang minimal. Langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko darah tinggi antara lain dengan

a. menurunkan berat badan bila sebelumnya menderita kegemukan.
b. Berhenti merokok 
c. Mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan.makanan yang mengandung lemak jenuh diantara nya daging dan produk daging, susu, minyak kelapa/kelapa sawit, seafood dan lain-lain.
d. Membatasi konsumsi minuman beralkohol
e. Melakukan latihan aerobic minimal 3 kali dalam seminggu selama lebih kurang 30-45 menit/ hari
f. Mengurangi asupan Natrium contohnya garam, baik pada makanan maupun minuman yang dikonsumsi sehari-hari.
g. Mempertahankan asupan kalium yang mencukupi. Asupan kalium dapat kita peroleh dengan mengkonsumsi buah-buahan terupa pisang.
h. Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang memadai. Terutama pada manula dengan mengkonsumsi susu tinggi kalsium maupun menggunakan suplemen kalsium lainnya.

       Terapi darah tinggi menggunakan obat-obatan dan modifikasi gaya hidup bertujuan mencegah timbulnya komplikasi akibat peningkatan tekanan darah secara mendadak. Komplikasi tersebut dantaranya kematian mendadak, serangan jantung dan stroke yang dapat menimbulkan kelumpuhan sampai kematian.

No comments:

Post a Comment

728x90-121doc - AllProducts - English.gif