Your Ad Here

Monday, January 19, 2009

Peran Dokter Penerbangan

Peran Dokter Penerbangan dalam Mempersiapkan Awak Pesawat TNI AU yang Prima
( Daftar pertanyaan saat Dialog di TVRI)

1. Apa yang dimaksud dengan dokter penerbangan? 

Dokter penerbangan adalah dokter TNI AU yang telah mengikuti kursus kedokteran penerbangan dan memiliki sertifikat sebagai “Flight Surgeon”. Selain melalui kursus, untuk meningkatkan pengetahuan dapat pula memperdalam ilmu kesehatan penerbangan dengan mengkuti pedidikan S 2 kesehatan penerbangan dan Spesialis Kedokteran Penerbangan di Universitas Indonesia.


2. Apa yang dilakukan selama “pre” dan “post flight medical check up”?
Sebelum awak pesawat melaksanakan misi penerbangan, dokter penerbangan di Bantu perawat udara melakukan pengecekan “vital sign” seperti Tekanan darah dan nadi setiap awak pesawat. Kemudian melakukan anamnesa singkat untuk mengetahui apakah awak pesawat tersebut fit untuk terbang. Hal ini dilakukan juga setelah misi penebangan selesai.

3. Apa saja yang dilakukan untuk menjaga agar awak pesawat tetap fit ?

Upaya – upaya yang dilakukan antara lain dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum dan sesudah terbang, memberikan ceramah tentang kesehatan setelah “pre flight briefing”, 
mengingatkan awak pesawat untuk melakukan ILA/ Medex sesuai jadwal, dan adanya ceramah 
kesehatan dari tim Diskesau.



4. Apa saja yang menyebabkan awak pesawat dinyatakan tidak “fit”?
Dalam kegiatan sehari-hari kita sarankan untuk tidak terbang bila “vital sign “ hasil
pemeriksaan tidak normal misalnya tekanan darah lebih dari 140 mmhg atau kurang dari 100 
mmhg. Ada gejala sinusitis, dan menderita penyakit yang memerlukan perawatan seperti demam typhoid. Dari pemeriksaan Ila dan Medex, awak pesawat TNI AU akan dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk terbang sementara bila kolesterol darah lebih dari 260 mg/dl, ada kelainan jantung ( angina pectoris), kelainan fungsi hati dan ginjal, sinusitis yang memerlukan 
operasi, obesitas dengan Indeks masa tubuh lebih dari 30, menderita Vertigo dan lain  sebagainya.

5. Bila kita sedang berada di ketinggian apa yang perlu kita perhatikan?
Seperti kita ketahui manusia itu diciptakan untuk hidup didaratan, sehingga bila kita berada 
di tempat yang bukan merupakan habitat kita ada hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:

a. perubahan tekanan udara dan oksigen, semakin tinggi dari permukaan air laut, tekanan udara akan semakin rendah. Dari sebelumnya 1 atm ( 760 mmhg) dii permukaan laut, pada ketinggian 25.000 feet hanya tinggal kira-kira 0,5 atm

b. Perubahan Suhu, demikian pula dengan suhu udara, semakin jauh dari permukaan laut

suhu lingkungan akan semakin rendah. Untuk setiap kenaikan 500 feet suhu udara rata-rata 
akan turun 1 derajat Celcius. 

c. Adanya gaya “G”. gaya G adalah gaya yang timbul karena suatu benda mengalamipercepatan. Berdasarkan posisinya terhadap tubuh, gaya ini terbagi menjadi 3 yaitu;positif, G negative dan G tranversal. 

d. Pengaruh radiasi, radisai elektromagnetik dipermukaan bumi berbeda sekali dengan ditempat tinggi. Di ketinggian atmosfer bumi menyaring sejumlah radisi matahari sebelum 
sampai ke bumi seperti sinar gamma dan sinar –X serta sinar ultraviolet. Sehingga dalam 
penerbangan tidak ada bahaya yang berasal dari sinar tersebut.

e. Orientasi ruang. Pada saat terbang awak pesawat berada di ruang tiga dimensi sehingga bila tidak terlatih akan mudah menimbulkan disorientasi karena adanya ketidakcocokan “input” yang diterima oleh organ keseimbangan, alat proprioseptif dan mata.

6. Apa pengaruh perbedaan kondisi lingkungan di ketinggian terhadap awak pesawat?Pengaruh perbedaan kondisi tersebut akan menimbulkan beberapa hal antara lain :

a. perubahan tekanan oksigen akan menyebabkan terjadinya hypoxia yaitu berkurangnya kadar oksigen di dalam darah karena rendahnya tekanan oksigen udara yang dihirup sehingga timbul gejala seperti penuruna tajam penglihatan, menurunnya kemampuan intelektual dan 
berkonsentrasi, munculnya tingkah laku yang aneh “over confidence” dan rasa euphoria 
berlebihan, gangguan koordinasi otot-otot, hyperventilasi dan pada kondisi yang berat dapat 
terjadi cyanosis, kejang dan gangguan pernafasan bahkan kematian.

 

b. perubahan tekanan udara dapat pula menimbulkan “decompression sickness” karena adanya gejala seperti penuruna tajam penglihatan, menurunnya kemampuan intelektual dan berkonsentrasi, munculnya tingkah laku yang aneh “over confidence” dan rasa euphoria 
berlebihan, gangguan koordinasi otot-otot, hyperventilasi dan pada kondisi yang berat dapat 
terjadi cyanosis, kejang dan gangguan pernafasan bahkan kematian.

7. Bagaimana mengatasi efek perubahan lingkungan di ketinggian terhadap awak pesawat?

Untuk mengatasi dampak perubahan diatas maka awak pesawat dilengkapi dengan oksigen murni 100 % untuk mencegah hypoksia, kabin bertekanan untuk menghindari penyakit akibat dekompresi dan anti “G suits” untuk mengurangi pengaruh gaya G. pada ketinggian diatas 40.000 feet selain menggunakan oksigen 100 % system pernafasan diubah menggunakan “positif pressure breathing”. Dengan “positif pressure breathing” pola pernafasan menjadi menarik nafas secara pasif dan mengeluarkan nafas secara aktif

8. Selain hal di atas bagaimana dengan kebisingan ?

Dalam penerbangan bising terutama ditimbulkan oleh suara mesin pesawat. Tingkat kebisingan 
dalam penerbangan ini rata- rata lebih dari 125 dB, sedangkan batas maksimal telinga manusia 
diperbolehkan sampai 95 dB. Sehingga kemungkinan untuk menderita tuli akibat bising atau 
NIHL sangat besar. Upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan ear muff dan ear plug pada saat berada di sekitar pesawat yang sedang “running”. 

9. Bagaimana dengan pemakaian obat-obatan ?

Sangat sedikit sekali obat-obatan yang tidak mempunyai pengaruh terhadap tugas awak pesawat dalam penerbangan. Sehingga kebijakan Diskesau melarang penggunaan obat bagi awak pesawat selama terbang. Apabila awak pesawat memerlukan pengobatan disarankan untuk tidak terbang selama dalam pengobatan sampai ada perbaikan dan tidak memerlukan terapi lagi. Oleh karena itu penggunaan obat bagi awak pesawat harus selalu berkonsultasi dengan dokter penerbangan.

10. Selain awak pesawat, upaya apa yang dilakukan untuk menjaga kesehatan “ground crew”?

Kesiapan penerbangan selain tergantung pada awak pesawat, ditentukan pula oleh penyiapan 
pesawat itu sendiri yang dilakukan oleh personil tehnik.sehingga menjaga agar personil non 
awak pesawat tetap sehat mutlak diperlukan. Untuk menghindari timbulnya NIHL setiap personil dibekali dengan ear plug yang wajib dipakai pada saat menyiapkan pesawat. Untuk pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan di Rumkit Lanud setempat setiap 2 tahun sekali. Selain itu diberikan pula ceramah – ceramah kesehatan baik mengenai pola hidup sehat, penyakit yang sedang mewabah, dan penyalahgunaan obat terlarang serta tentang kesehatan kerja.

No comments:

Post a Comment

728x90-121doc - AllProducts - English.gif